BENGKULUTERKINI.ID – Vaping, yang melibatkan penggunaan perangkat elektronik seperti rokok elektrik, vape pen, atau mod untuk menghirup kabut nikotin dan perasa, telah menjadi alternatif yang banyak dipilih oleh mereka yang ingin menghindari rokok tradisional.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa vaping lebih aman daripada merokok, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius yang berdampak pada organ tubuh. Melansir dari situs Cleveland Clinic dan Canada.ca, berikut penjelasan mengenai beberapa jenis penyakit yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan vape.
1. Gangguan Paru-paru
Vaping dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan, terutama paru-paru. Partikel yang dihirup melalui aerosol vape dapat mengiritasi jaringan paru, mengarah pada perasaan sesak, batuk kronis, serta dapat menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru.
Salah satu kondisi yang paling berbahaya adalah popcorn lung, atau bronchiolitis obliterans, yang disebabkan oleh diacetyl, zat kimia yang sering digunakan dalam perasa vape. Kondisi ini menyebabkan kerusakan permanen pada saluran udara kecil di paru-paru dan mengganggu kemampuan paru untuk menyaring udara dengan efektif.
2. EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury)
EVALI adalah kondisi serius yang mengacu pada cedera paru-paru yang disebabkan oleh penggunaan produk vaping. EVALI menyebabkan kerusakan berat pada paru-paru yang mengarah pada gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, serta nyeri dada.
Dalam beberapa kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat berujung pada kegagalan pernapasan dan bahkan berisiko menyebabkan kematian. Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa meskipun angka kejadian EVALI belum terlalu tinggi, kondisi ini menjadi perhatian utama bagi pengguna vape jangka panjang.
3. Dampak Terhadap Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Nikotin yang terkandung dalam cairan vape tidak hanya berisiko bagi paru-paru, tetapi juga memiliki dampak negatif pada jantung dan pembuluh darah. Nikotin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, mempersempit pembuluh darah, dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.
Selain itu, nikotin juga mempengaruhi perkembangan otak, terutama pada remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Paparan nikotin pada usia muda dapat memengaruhi kemampuan otak untuk berkembang secara normal, yang berpotensi menimbulkan gangguan perilaku dan masalah kognitif.
4. Peningkatan Risiko Asma dan Masalah Pernapasan Lainnya
Penggunaan vape dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan asma, terutama pada individu yang sudah memiliki riwayat masalah pernapasan.
Zat yang terkandung dalam aerosol vape dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memperburuk kondisi bagi penderita asma, yang mengarah pada peningkatan gejala seperti sesak napas dan batuk.
Selain itu, risiko infeksi saluran pernapasan juga meningkat akibat kerusakan pada mekanisme pertahanan alami paru-paru.
5. Kecanduan Nikotin yang Berkepanjangan
Nikotin, substansi utama yang terkandung dalam sebagian besar cairan vape, sangat adiktif dan dapat menyebabkan ketergantungan fisik yang signifikan.
Penggunaan vape dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan permanen pada struktur otak, yang membuat pengguna merasa perlu untuk terus mengonsumsi nikotin, meskipun itu dapat merusak kesehatan. Bahkan cairan vape yang diklaim bebas nikotin pun seringkali mengandung jejak nikotin yang cukup untuk menyebabkan ketergantungan.
6. Potensi Kanker
Meskipun vape tidak menghasilkan asap seperti rokok, aerosol yang dihasilkan dari vaping mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Beberapa bahan yang ditemukan dalam cairan vape, seperti formaldehid dan asetaldehida, telah terbukti sebagai karsinogen yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berpotensi memicu perkembangan kanker dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, meskipun paparan terhadap zat-zat ini lebih rendah dibandingkan dengan merokok, tetap ada potensi bahaya yang tidak bisa diabaikan.
7. Penyakit Paru-paru Kronis
Penggunaan vape yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan kronis pada paru-paru, yang dapat mengarah pada penurunan fungsi pernapasan.
Kerusakan ini bisa berupa penebalan dinding saluran udara dan pembentukan jaringan parut yang membuat paru-paru lebih sulit untuk menyaring udara dengan efisien. Seiring waktu, hal ini dapat mengarah pada penyakit paru-paru kronis yang memengaruhi kualitas hidup pengguna.