Meskipun begitu, tantangan tetap ada. Produksi kulit lantung membutuhkan proses yang cukup panjang dan tenaga ahli yang menguasai teknik pengolahan tradisional agar kualitas tetap terjaga.
Persaingan dari produk massal dan bahan sintetis juga selalu menjadi tantangan untuk mempertahankan keaslian dan keunikan topi kulit lantung. Dengan kombinasi antara warisan tradisional, estetika yang menarik, dan usaha inovatif dari para pembuatnya.
Topi kulit lantung juga menunjukkan bahwa budaya lokal Bengkulu tidak hanya sekadar diwariskan, tapi juga mampu beradaptasi dan tetap hidup di tengah arus modernisasi.(Fiteria)