Ujang Ismaladi menjelaskan bahwa abrasi yang terjadi telah merusak lahan pertanian warga. Jika dibiarkan, kondisi ini juga berpotensi mengancam jalan desa hingga jembatan gantung yang merupakan akses utama masyarakat menuju perkebunan.
“Semoga ini bisa menjadi solusi jangka panjang agar lahan pertanian dan akses masyarakat tetap aman,” kata Ujang, Senin (1/10/2025).
Sebelumnya, masalah abrasi di Desa Sukarami telah ditindaklanjuti oleh Bupati Bengkulu Selatan, Rifa’i Tajudin.
Pemkab bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu juga telah memasang ratusan beronjong di beberapa titik rawan. Pembangunan dinding penahan dan gorong-gorong ini diharapkan menjadi langkah lanjutan yang memberikan perlindungan lebih permanen bagi kawasan pertanian sekaligus infrastruktur desa.(Renald)